Jumat, 30 September 2011

PUSAT KERATON PAJAJARAN BESERTA MENURUT RAJANYA

Kehadiran orang Galuh di Keajaan Sunda di keraton pakuan waktu itu belum dapat diterima secara umum. Seperti kehadiran tamperan dan Sanjaya sebagai orang sunda di galuh. Seperti Prabu Darmaraksa yang dibunuh manteri panatik sunda.

Karena itu setiap raja selalu memperhitungkan kedudukannya dan akan memeilih pusat pemerintahannya. Walhasil pusat pemerintahan selalu berpindah-pindah sesuai pemilihan raja yang dianggap strategis dan aman.

Seperti halnya Sanghyang Ageng memilih berkedudukan di galuh. Sri jayabupati memilih di Pakuan. Putranya justru memilih di Galuh. dan raja ke-22 dan ke-23 memerintah di Pakuan. raja ke-24 merintah di Galuh kembali. Prabu Darmasiksa mulanya memerintah di SAUNGGALAH kemudian pindah ke pakuan. Putranya Prabu Raga Suci memerintah kembali dari Saunggalah.

Prabu Raga Suci (1297 - 1303) yang nenggantikan Prabu Darma Siksa memilih saungalah sebagai pusat pemerintahan karena sebelumnya ia menjadi raja di wilayah timur. tetapi pada masa pemerintahan putranya, Prabu Citra Ganda lebih memilih pakuan sebagai pusat pemerintahan.

Raga Suci sebenarnya bukan putra mahkota karena kedudukan putra mahkota di jabat kakanya RAKEAN JAYADARMA. Jayadarma adalah menantu MAHISA CEMPAKA karena berjodoh dengan DIAH SINGAMURTI atau DIAH LEMBU TAL.

Pernikahan Rakean Jayadarma dengan Diah Lembu Tal berputrakan SANG NARORYA SANGGRA MAWIJAYA yang lebih dikenal RADEN WIJAYA. Raden wijaya sebenarnya lahir di Pakuan tetapi karena Diah Lembu Tal tidal mau berlama-lama di Pakuan akhirnya di antar pulang kejawa timur dan Raden Wijaya dibawanya serta. RadenWijaya dalam babad tanah jawi disebut sebagai JAka Suruh Pajajaran, yang akhirnya jadi raja Majapahit I.

Kematian JAYADARMA mengosongkan kedudukan putra mahkota, karena Raden Wijaya berada di Jawa timur maka Prabu Darma Siksa menujuk putra Prabu Raga Suci, Citra Ganda sebagai ahli warisnya. Permaisuri Raga Suci adalah Dara Puspa putri dari kerajaan Melayu, ia adik dari Dara Kencana isteri dari Prabu KERTANEGARA.

Citra Ganda tinggal bersama kakeknya  di pakuan. Ketika Prabu Darma siksa wapat, untuk semengtara ia menjadi raja daerah selama 6 tahun di pakuan, ketika itu Raja Sunda dijabat ayahnya di Saunggalah (1303 - 1311).

Pada abad ke XIV di timur muncul kota baru yang mendesak kedudukan Galuh dan Saunggalah yaitu kota Kawali. Kawali sangat strategis karena berada di tengah-tengah segitiga emas keraton yaitu Galunggung, galuh dan Saunggalah.

Melihat posisi tersebut Prabu Lingga Dewata putra Citra Ganda memilih berkedudukan di kawali. Begitu juga menantunya Prabu Aji Guna wisesa memilih berkedudukan di kawali. Sampai pada tahun 1482 M pusat perintahan tetap di Kawali. Nama Kawali terabadikan dalam 2 buah prasasti peninggalan Prabu Niskala Wastu Kencana yang terdapat di Astana Gede Kawali.

Dalam prasasti itu di tertulis, " mangadeg di kuta Kawali" yang artinya bertahta di kota kawali. Keraton Kawali dinamakan keraton Surawisesa.  yang dijelaskan sebagai "dalem sipawindu hurip", yang berarti keraton yang memberi ketenangan hidup.

Prabu Niskala Wastu Kecana adalah putra Prabu Lingga Buana yang gugur di Bubat tahun 1357 M . Ketika perang Bubat terjadi usia Niskala Wastu Kencana baaru 9 tahun. Ia satu-satunya ahli waris singgasana Pajajaran yang hidup, karena ke-3 kakanya ikut gugur di medan perang Bubat.

Mengingat usia Niskala Wastu Kencana Masih sangat belia, untuk sementara pemerintahan dijabat pamannya MANGKU BUMI SURADIPATI atau dikenal PRABU BUNISORA SURADIPATI. Ada juga yang menyebutnya Prabu Kuda Lalean. Dalam Babad Panjalu disebut Borosngora dan di jampang disebut BATARAGURU karena beliau adalah pertapa.

Wastu Kencana di nobatkan jadi raja pada tahun 1371 pada usia 23 tahun. Permaisuri yang pertama LARA SARKATI, Putri dari lampung. Dari perkawinannya melahirkan SANG HALIWUNGAN yang setelah jadi Raja bergelar PRABU SUSUK TUNGGAL.

Permaisuri yang ke-2 adalah MAYANGSARI, putri sulung BUNISORA SURADIPATI, dari perkawinannya lahirlah NINGRAT KENCANA yang setelah menduduki tahta di Galuh bergelar PRABU DEWA NISKALA.

Setelah Prabu Niskala Wastu Kencana wapat tahun 1475 M, kerakjaan di pecah jadi 2 yaitu Galuh dengan rajanya Prabu Dewa Nisakala, dan Sunda dengan Rajanya Prabu Susuk Tunggal, dan kedudukan yang sederajat.

Politik kesatuan wilayah telah membuat jalinan perkawinan antar Cucu Niskala Wastu Kencana, seperti masa lalunya dimana cucu Wreti Kandayun banyak yang melakukan perkawainan antar kerabat. JAYA DEWATA putra Dewa Niskala mula-mula meperisteri AMBET KASIH, Putri  KI GEDEN TAPA Raja di Singapura atau Singamerta. kemudian Jaya Dewata memperisteri KENTRING MANIK MAYANG SUNDA putri bungsu Prabu Susuk Tunggal.

Jaman Pajajaran diawali pada jaman SRIBADUGA MAHARAJA JAYADEWATA yang memerintah selama 39 tahun (1482 - 1521 ). Pada masa Sri badugalah Pajajaran mencapai puncak kejayaannya. Hal ini di perkuat dengan Prasaati batu tulis yang didalamnya berisi bahwa sri baduga dinobatkan dua kali, yaitu saat Sribaduga menerimam tahta Galuh dari ayahnya, Prabu Dewa Niskala dan mendapat gelar PRABU GURU DEWA PRANATA. Keduanya ketika menerima tahta kerajaan Sunda dari mertunya, Prabu Susuk Tunggal dengan gelar SRI BADUGA MAHARAJA RATU HAJI DI PAKUAN PAJAJARAN SRI SANG RATU DEWATA.


Selasa, 27 September 2011

KERAJAAN-KERAJAAN YANG PERNAH ADA DI WILAYAH CIREBON

KERAJAAN INDRA PRAHASTA

Indra Prahasta di perkirakan berdiri tahun 363 - 723 M, keratonya diperkirakan di wilayah Sarwodadi (sekarang sekitar kec sumber ). wilayahnya meliputi Cimandung, Kerandon dan Cirebon Girang. Raja pertamanya RESI SENTANU dari lembah sungai Gangga. Resi Sentanumenikahi Dewi Indari, putri bungsu Rani Spati Karnawa Warman Dewi, Raja Salakanagara yang ibukota Kerajaannya berada di Rajatapura (sekarang wilayah Padalarang)

Raja yang pernah berkuasa di Indra Prahasta

1.  Prabu Resi Santanu Indraswara sakala kreta Buana ( 363 - 398 )
2.  Prabu Resi Jayasatya Nagara ( 398 - 421 )
3.  Prabu Resi wiryabanyu, mertua Prabu Wisnu Warman ( 421 - 444 )
4.  Prabu Wama Dewaji ( 444 - 471 )
5.  Prabu Wama Hariwangsa ( 447 - 507 )
6.  Prabu Tirta Manggala Dhana Giriswara (507 - 526 )
7.  Prabu Astha Dewa ( 526 - 540 )
8.  Prabu Senapati Jayanagra Nagara ( 540 - 546 )
9.  Prabu Resi Dharma Yasa  ( 546 - 590 )
10. Prabu Anda Buana ( 590 - 636 )
11. Prabu Wisnu Murti ( 636 - 661 )
12. Prabu tunggal Nagara ( 661 - 707 )
13. Prabu Resi Padma Hariwangsa ( 707 - 719 )
14. Prabu Wira Tara ( 719 - 723 )

Ket; Kerajaan Indra Prahasta berakhir pada masa pemerintahan Prabu Wiratara, kerna di kalahkan Raja Sanjaya Harisdarma dari Sunda Pajajaran, akibat ikut membantu kudeta Purbarosa mengulingkan Prabu Senna di Galuh.


KERATON CARBON GIRANG

Keraton Carbon Girang berasal dari keraton WANAGIRI yang didirikan KI GEDENG KASMAYA. Perubahan nama keraton disesuaikan dengan nama putranya bernama GEDENG CARBON GIRANG, hasil pernikahan dengan RATNA KIRANA, putri Prabu GANGGA PERMANA.

Diperkirakan berakhirnya masa kekuasaan Keraton Carbon Girang tahun 1445 M, saat PANGERAN WALANGSUNGSANG, di angkat menjadi Kuwu Carbaon II menggantikan KI DANUSELA tahun 1447 M. Wilayah Carbon Girang di satukan di bawah kekuasaan ki Kuwu Carbon II. Pada tahun 1454 Ki Kuwu Carbon diangkat sebagai Tumenggung dengan Gelar SRI MANGANA.


KERATON SINGAPURA ATAU MERTASINGA

Keraton Mertasinga merupakan pemerintahan bawahan Galuh yang sejajar dengan Carbon Girang. Letak keraton Singapura sekitar empat kilometer utara Giri Amparan Jati (Komplek makom Sunan Gunung Jati). Pemimpin yang terkenal antara lain Surawijaya Sakti dan yang terakhir KI GEDENG TAPA atau KI JUMANJATI. Keraton Singapura telah berdiri sebelum Prabu Siliwangi naik tahta.


KERATON JAPURA

Keraton Japura berasal dari kata "GAJAHPURA", berarti gerbang masuk keraton yang berlambang gajah. Keraton Japura adalah ibukota kerajaan Medang Kamulan, yang lokasi sekarang di perkirakan sebelah timur Cirebon. Raja yang terkenal adalah AMUK MURUGUL SAKTI MANDRAGUNA.



KEADIPATIAN PALIMANAN

Palimanan di bawah pemerintahan Rajagaluh. Keadipatian Pallimanan di pimpin oleh seorang adipati bernama Arya Kiban. Keadipatian berpusat di wilayah pegunungan kapur Gunung Kromong. Masa kekuasaannya berlangsung hingga tahun 1528 M.


KERAJAAN-KERAJAAN DI BAHAH KEKUASAAN GALUH SUNDA PAJAJARAN

KERAJAAN-KERAJAAN DI BAWAH KEKUASAN GALUH SUNDA PAJAJARAN

- KERAJAAN CIREBON GIRANG
- KERAJAAN CIREBON LARANG
- KERAJAAN SINDANG BARANG
- KERAJAAN SUKAPURA
- KERAJAAN KIDANG LAMATAN
- KERAJAAN GALUH
- KERAJAAN ASTUNA TEJA KINASING
- KERAJAAN SUMEDANG LAEANG
- KERAJAAN UJUNG MUHARA
- KERAJAA  AJONG KIDUL
- KERAJAAN KAMUNING GADING
- KERAJAAN PANCA KAKI
- KERAJAAN TANJUNG SUNGGURU
- KERAJAAN NUSA KELAPA
- KERAJAAN BANTEN GIRANG
- KERAJAAN UJUNG KULON



PELABUHAN-PELABUHAN KEKUASAAN PAJAJARAN

- PELABUHAN BANTAM (BANTEN)
- PELABUHAN PONTANG (PUNTANG)
- PELABUHAN CHEGHUDJE (CIGEDE)
- PELABUHAN TANGERANG
- pELABUHAN KALAPA (SUNDA KALAPA)





Senin, 26 September 2011

URUTAN RAJA-RAJA KERAJAAN SUNDA

URUTAN RAJA-RAJA KERAJAAN SUNDA

1. MAHARAJA TARUSBAWA                                                669M - 723M
2. SANJAYA HARISDARMA (cucu Tarusbawa)                      723M - 732M
3. TAMPERAN BRAMAWIJAYA/RAKEAN PANABARAN 732M - 739M
4. RAKEAN BANGA                                                                739M - 766M
5. RAKEAN  MEDANG HULUKUJANG                                 766M - 783M
6. PRABU GILING WESI (menantu Prabu Hulukujang)              783M - 795M
7. PUCUK BUMI DARMESWARA (menantu Giling wisi)          795M - 859M
8. PRABU GAJAH KULON/RAKEAN WUWUS                     859M - 891M
9. PRABU DARMA RAKSA (adik ipar Gajah Kulon)                 891M - 895M
10. PRABU DEWAGENG WINDU SAKTI                               859M - 913M
11. PRABU PUCUK WESI/
      RAKEAN KEMUNING  GADING                                      913M - 916M
12. PRABU WANAYASA/RAKEAN JAYAGIRI
      (menantu Pucuk Wesi)                                                            916M -942M
13. PRABU RESI ATMAYADARMA HARIWANGSA             942M - 954M
14. PRABU LIMBUR KENCANA (putra Pucuk Wesi)               954M - 964M
15. PRABU MUNDING GUNAWIRYA                                     964M - 973M
16. PRABU JAYAGIRI/RAKEAN WULUNG GADUNG          973M - 989M
17. PRABU BRAJAWISESA                                                     989M - 1012M
18. PRABU DEWA SANGHYANG                                        1012M - 1019M
19. PRABU SANGHYANG AGENG                                      1019M - 1030M
20. PRABU DETYA MAHARAJA SRI JAYABUPATI           1030M - 1042M
21. PRABU DHARMARAJA                                                   1042M - 1065M
22. PRABU LANGLANG BUMI                                             1065M - 1155M
23. PRABU MENAK LUHUR                                                 1155M - 1157M
24. PRABU DHARMA KUSUMA                                           1157M - 1175M
25. PRABU DHARMA SIKSA                                                 1175M - 1297M
26. PRABU  RAGA SUCI                                                         1297M - 1303M
27. PRABU CITRA GANDA                                                    1303M - 1311M
28. PRABU LINGGA DEWATA                                              1311M - 1333M
29. PRABU LINGGA WISESA                                                1333M - 1340M
30. PRABU RAGA MULYA                                                     1340M - 1350M
31. PRABU LINGGA BUANA                                                 1350M - 1357M
32. PRABU BUNI SORA SURADIPATI                                  1357M - 1371M
33. PRABU NISKALA WASTU KENCANA                          1371M - 1382M
34. PRABU SUSUK TUNGGAL                                              1382M - 1482M
35. PRABU DEWA NISKALA                                                 1475M - 1482M
36. PRABU SRI BADUGA MAHARAJA SILIWANGI            1482M - 1521M
37. PRABU SURAWISESA JAYA PRAKOSA                        1521M - 1535M
38. PRABU DEWATA BUANA                                                1535M - 1543M
39. PRABU RATU SAKTI                                                         1543M - 1551M
40. PRABU NILA KENDRA                                                     1551M - 1567M
41. PRABU SURYAKANCANA                                               1567M - 1579M





URUTAN RAJA-RAJA KERAJAAN GALUH

1. WRETI KANDAYUN                                                             670M - 702M
2. MANDI MINYAK                                                                  702M - 709M
3. BRATA SENAWA/SENNA                                                    709M - 716M
4. PURBAROSA                                                                          716M - 723M
5. PERMANA DIKUSUMAH                                                     723M - 732M
6. TAMPERAN                                                                            732M - 739M
7. MANARAH / CIUNGWANARA                                            739M - 783M
8. PRABU DARMA SAKTI / MANISRI /                                   783M - 799M
9. PRABU KRETAYASA DEWA SULASWARA                       799M - 806M
10. BRATA NEGARA JAYA BUANA (SANG WELANGAN)   806M - 813M
11. PRABU LINGGA BUMI                                                        813M - 852M


KET;
Karena Prabu lingga Bumi tidak punya anak/keturunan maka tahta diserahkan kepada suami adiknya bernama Rakean Wuwus atau Prabu Gajah Kulon.

Minggu, 25 September 2011

PESANGGRAHAN PRABU SILIWANGI

 PESANGGRAHAN PRABU SILIWANGI

Patung Kujang

Pesanggrahan Prabu Siliwangi adalah suatu situs sejarah peninggalan Kerajaan Pajajaran. Letaknya di Desa Pajajar Kecamatan Rajagajuh Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Secara geogrfis terletak di kaki Gunung Ciremai Sebelah barat.

Belum ada prasasti ditemukan yang memperkuat adanya jejek-jejak Pajajaran di wilayah ini. Diperkirakan bukti tersebut terkubur saat letusan besar gunung Ciremai abad ke XVI dan XVII. Namun keyakinan masyarakat dan adanya batu tegak atau Menhir di tengah kawasan Wisata Pesanggrahan Prabu Siliwangi memperkuat adanya jejek-jejek Pajajaran di Majalengka.

Menhir inilah yang sekarang di jadikan tujuan jiarah masarakat yang datang untuk mengalab berkah dari orang nomor  satu di tatar Pasundan, beliau lah yang bergelar Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi. Nama lahir beliau adalah Raden Pamanah Rasa atau Raden Jayadewata.

Nama Pamanah Rasa diberikan kakeknya yaitu Prabu Niskala Wastu Kencana, Prabu Niskala Memberikan nama Pamanah Rasa selaras dengan kondisinya, dimana Raden Pamanah Rasa sejak keluar dari kandungan sudah memberikan tanda-tanda keagungannya. Siapaun yang melihat beliau kan terpana dan terpesona makanya tak salah Prabu Niskala memberikan nama Pamanah Rasa.

Sementara nama Jayadewata di berikan ayahandanya yaitu Prabu Dewa Niskala, raja penguasa tatar Galuh saat itu. Pemberian nama tersebut sesuai harapan Prabu Dewa Niskala dimana Jaya Dewata berarti negara yang jaya. Sehingga dengan nama itu diharapkan putranya kelak dapat membawa kejayaan bagi Negara Pajajaran.

Situs Pesanggrahan Prabu Siliwangi adalah hutan wisata seluas lebih kurang 5hektar yang pengelolaannya dipegang KOMPEPAR (kelompok penggerak pariwisata). Sebagai kawasan wisata, situs ini dilengkapi sarana-sarana wisata di tambah sarana wisata religi.

cungkup makom Prabu Siliwangi

Sarana wisata religi adalah satu buah cungkup makom yang berupa batu menhir yang juga dilengkapi pendopo tempat menginap pejiarah yang melakukan itikap. Selain itu ada juga dua buah mata air suci yang dipakai mandi para pejiarah setelah melakukan jiarah di Cungkup Pesanggrahan Prabu Siliwangi.


Sanghyang Telaga Pancuran

Sanghyang Telaga Pancuran adalah nama mata air yang terletak di sebelah timur Cungkup Makom Keramat Prabu Siliwangi. Sebelumnya sumber mata air ini tepat keluar dari bawah batu besar dikomplek tersebut. seiring pemanpaatan sumber mata air ini, batu tersebut seolah terpisah dari mata air.

Sanghyang Telaga Emas

Sanghyang Telaga Emas adalah nama mata air yang terletak di sebelah barat Makom. mata air ini pun tak kalah dengan Telaga Pancuran dimana airnya tak pernah surut walau kemarau panjang sekalipun. Sumber mata air ini ke hilirnya membentuk sebuah telaga yang disebut Situ Cipadung.

selain sarana jiarah, kawasan Hutan Wisata Prabu Siliwangi juga adalah tempat wisata umum dan keluaraga. Suasana alam yang teduh karena Pohon-pohon alami yang sudah berusia ratusan tahun membuat suasana damai tenag dan asri cocok untuk yang relaksasi dari kepenatan sehari-hari. Disini para wisatawan bisa berendam di air dingin pegunungan yang menyegarkan sambil memberi makan ikan-ikan. Pengunjung juga bisa bercengkrama dengan monyet-monyet liar yang sudah jinak asalkan diberi makan makanan kesukaanya.

Pasilitas autboud dan bumi perkemahan pun terdapat disini. Saat musim perkemahan pelantikan kepramukaan di bumi perkemahan Prabu Siliwangi akan ramai di dapati para siswa yang berkemah. Pesanggrahan Prabu siliwangi saangat cocok dijadikan lokasi perkemahan karena disini pasilitas alamnya benar-benar mendukung.

Sarana air tak pernah kekurangan, alam yang masih asri, penduduk yang ramah, itulah alasan pemilihan tempat di pesanggrahan Prabu Siliwangi di samping siswa juga bisa mengetahui sejarah Prabu Siliwangi dan mengetahui secara langsung situs peningalannya.


Photo-Photo seputar wilayah Pesanggran Prabu Siliwangi Pajajar

gerbang masuk pesanggrahan

Pendopo Pesanggrahan Prabu Siliwangi

Pendopo Sanghyang TelagaPancuran

kolam alami telaga anom

kera jinak hutan Prabu Siliwangi

Situ Cipadung

musholah Pesanggrahan

Jumat, 23 September 2011

GALUH PAKUAN PAJAJARAN

 ASAL USUL KERAJAAN PAJAJARAN

Tak dipungkiri sebenarnya Pajajaran adalah pecahan dari kerajaan Tarauma Negara atau dengan istilah lain kelanjutan dasi Kerajaan Taruma Negara. Hal ini di perkuat dengan adanya prasasti pasir muara yang bertuliskan;
" Ini sabdakalanda rakryan juru pengambat kawihaji panyca pasagi marsan desa berpulihkan haji sunda."

terjemahan menurut Boesh,
" Ini tanda ucapan Rakryan juru pengambat dalam tahun saka kawihaji [8] panca [5] pasagi [4], pemerintahan nagara di kembalkan kepada raja sunda."

Karena angka tahunnya bercorak "sangkala" yang mengikuti ketentuan "angkanam pamato galih/angka dibaca dari kanan,maka prasasti dibuat tahun 458 saka atau tahun 536 masehi.


Pada Prasasti Pasir Muara ada kata pemerintahan di kembalikan kepada raja sunda. Ini berarti yang berkuasa di Taruma Negara bukanlah asli keturunan sunda. Dalam sejarah ada di sebutkan bahwa kerajaan Taruma Negara' pendiri sekaligus yang jadi pengusanya adalah keturunan dari bangsa India.

Menurut Pustaka Nusantara Purwa II, pendiri Taruma Negara adalah Prabu Jaya Singawarman. Singawarman adalah menantu Raja Dewawarman VII, raja di Kerajaan Salaka Negara atau Rajatapura. Singawarman adalah maharesi dari solankayana di india yang mengungsi karena kerajaannya di taklukan Maharaja Samudragupta dari kerajaan Magada.

Diliat dari tahun prasasti yang bertuliskan 458 atau 536m berarti raja yang burkuasa di Taruma Negara saat itu adalah Prabu Suryawarman, [535 M - 561 M]. Suryawarman adalah raja Taruma Negara ke 7, yang menggantikan tahta ayahnya dan meneruskan kebijakan ayah handanya Prabu Indrawaman.

Sebelumya sebelum Prasasti Pasir Muara di tulis. Prabu Suryawarman telah membuat seatu kebijaksaaan besar yaitu memberikan sebagian wilayahnya kepada menantunya yaitu MANIKMAYA di sebelah timur wilayah Nagreg sekarang.yang oleh Prabu Manik Maya wilayahhya di bangun keraton dengan nama KERAJAAN KENDAN. Cicit dari Prabu Manik Maya lah yang suatu hari nanti muncul sebagai pendiri Kerajaan Galuh yaitu Prabu WRETI kANDAYUN.

Taruma Negara mampu bertahan sampai pada keturunan raja ke-12 yaitu Prabu Linggawarman. Linggwarman tidaklah di karuniai putra mahkota, ia hanya dikaruniai 2 orang putri;
1. Putri Manasih yang di peristri PRABU TARUSBAWA dari kerajaan Sunda Sembawa, dimana kerajaannya adalah masih bawahan Tarumanegara.
2. Putri Subakancana yang diperisteri DAPUNTA HYANG SRI JAYANASA, pendiri kerajaa Sriwijaya.

Tarusbawa lah yang akhirnya kelimpahan tahta meneruskan kekeuasaan mertuanya menjadi Raja di Tarumanagara, dan menjadi raja ke-13 di Tarumanagara. Hasrat Prabu Tarusbawa yang ingin mencapai kejayaan seperti kejayaan Purnawarman dengan cara memindahkan ibukota keraton Taruma Negara di Purasaba ke Sunda Pura dan mengganti nama Kerajaan Taruma Negara dengan Nama KERAJAAN SUNDA, justru menuai hasil yang tidak diharapkan sebelumnya.

Peristiwa pemindahan keraton oleh Tarusbawa di manfaatkan WRETI KANDAYUN, pendiri KERAJAAN GALUH  untuk memisahkan diri dari kekuasaan Taruma Negara. Dengan dukungan Kebesaran Nama MAHARANI SIMA dari kerajaan KALINGGA, Prabu Wreti Kandayun menuntun Prabu Tarusbawa memecah bekas kerajaan Taruma neegara menjadi dua bagian.

Prabu Wreti Kandayun mendapat sokongan dari Ratu Sima karena putra mahkota galuh yaitu BRATA SENAWA/SENNA berjodoh dengan PUTRI PARWATI, putri dari MAHARANI SIMA/RATU SIMA.

Untuk menghindari perang saudara dengan legowo Prabu Tarusbawa memecah kerejaan Taruma Negara menjadi dua wilayah yaitu KERAJAAN SUNDA dan KERAJAAN GALUH dengan batas wilayah sungai Citarun. Sebelah barat sungai citarum adalah wilayah kerajaan sunda sampai ke Ujung Kulon Banten, sebelah timur Citarum mmenjadi wilayan Kerajaan Galuh sampai Kali Comal dan Sungai Sipamai.



PRAHARA DI GALUH

Prabu Tarusbawa lebih dikenal gelarnya yaitu TOHAA DI SUNDA. Ia memerintah sampai tahun 723 M. Karena putra mahkota wafat mendahuluinya, maka anak wanitanya yang bernama PUTRI TEJA KANCANA yang dingkat sebagai ahli waris kerajaan.

Suami Teja Kancanalah yang akhirnya menggantikan Prabu Tarusbawa menjadi raja Sunda ke-2 ia bernama RAKYAN JAMRI (cicit dari Prabu Wreti Kandayun pendiri kerajaan Galuh, pura dari Prabu Senna/Bratasenawa). Rakyan Jamri dikenal sebagai Prabu HARIS DARMA, yang setelah menguasai kerajaan GALUH dikenal dengan nama Prabu SANJAYA. Prabu Sanjaya pun adalah ahli waris Kerajaan Kalingga, karena ia putra dari Senna dan Putri Parwati anak dari Ratu Simma, sehingga ia pun harus memegang tahta di Kalingga Utara yang disebut BUMI MATARAM di tahun 732 M.

Kekuasaanya di Galuh dan Sunda diserahkan kepada putranya yang bernama TAMPERAN atau RAKEAN PANABARAN. Prabu Sanjaya pun mempunyai putra dari perkawinannya dengan Putri Sudiwara, putri dari DEWASINGA, pengusa di Kalingga Selatan yang disebut BUMI SAMBARA.

Prabu Tarusbawa di nobatkan pada tanggal 9 bagian terang bulan  jasta tahun 591 saka, kira-kira bertepayan  18 mei 669 Masehi.  Prabu Tarusbawa adalah sahabat baik Prabu Bratasenawa alias Senna (709 M - 716 M). Prabu Senna adalah Raja di Kerajaan Galuh yang ke-3, senna adalah ayah dari Prabu Sanjaya. Sesuai Prasasti Cangal 723 M perasahabatan keduanya mendorong Prabu Tarusbawa mengambil Sanjaya sebagai mantunya.

Pada tahun 716 M terjadi kudeta di kerajaan Galuh, atas Prabu Senna yang dilakukan Purbarosa. PURBAROSA juga adalah sama-sama cucu Prabu Wreti Kandayun dari putra sulungnya yang bernama BATARA DANGHYANG GURU SEMPAK WAJA pendiri kerajaa Galunggung.

Sementara Prabu Senna adalah cucu dari Wreti Kandayun dari puta bungsunya bernama Prabu MANDI MINYAK (702 M - 709 M), raja di galuh yang ke-2. Sempak waja walau sebagai putra sulung tidak bisa menduduki tahta Galuh karena ompong. Ompong di anggap sebagai cacat pisik/jasmani, jadi tidak pantas jadi raja.

Dengan bantuan dari mertunya Raja Indraprahasta, Purbarosa merebut tahta Galuh dari Senna. Senna melarikan diri ke Kalingga, karena isteri Senna adalah putri dari Maharani Ratu Sima, Ratu di Kalingga.

Melihat ayahandanya dikudeta bahkan sampai melarikan diri ke Kalingga. Sebagai seorang anak barniat menuntut balas. Dengan bantuan dari mertuanya Prabu Tarusbawa, Sanjaya menyiapkan pasukan khusus di wilayah rabuyut Sawal sahabat dekat Prabu Senna. Sedangkan Pasukan Sunda bantuan Prabu Tarusbawa di pimpin Patih Anggada.

Dalam kudeta balas dendam Sanjaya seluruh keluarga Purbarosa tewas, kecuali patih Galuh menantu Purbarosa yang bernama Bimaraksa yang lebih dikenal KI BALANG ANTRANG. Ki Balang Antrang juga adalah masih cucu Wreti Kandayun dari putranya yang ke-2, yang bernama RESI GURU JANTAKA atau RAHYANG KIDUL. Seperti Sempak Waja, Resi Guru Jantaka pun tidak bisa menduduki tahta Galuh karena menderita "kemir" atau hernia.

Balang Antrang bersembunyi di Kampung Geger Sunten, sambil menyiapkan kekuatan anti Sanjaya. Ia mendapat dukungan dari raja-raja Kuningan dan sisa-sisa kekuatan Kerajaan Indraprahasta yang juga dihancurkan Sanjaya karena telah ikut membantu Purbarosa menggulingkan Prabu Senna.

Sebelumya Sanjaya mendapat pesan dari Senna, ayahnya. Kecuali Purbarosa, angota keluarga Galuh lainya harus tetap di hormati. Dan Sanjaya pun tidak berhasrat menjadi pengusa di Galuh. Ia haya membalas Dendam ayahnya.

Karenanya setelah mengalahkan Purbarosa, Sanjaya segera menghubungi Sempak Waja di Galunggung meminta agar SANG DEMUNAWAN, adik dari Purbarosa di nobatkan menjadi Raja di Galuh.Tetapi Sempak Waja menolaknya karena takut semua itu hanya muslihat Sanjaya belaka. Dan Sanjaya pun tidak bisa menemukan Balang Antrang pula.

Akhirnya Sanjaya mengangkat PERMANA DIKUSUMA, Sebagai Rajaresi dengan julukan BEGAWAN SAJALAJALA. Pengangkatan Permana Dikusuma karena alasan, karena ia cucu Purbarosa dan juga istrinya RATU NAGA NINGRUM adalah cucu dari KI BALANG ANTRANG.

Permana Dikusumah dan Naga Ningrum mempunyai putra yang bernama SUROTAMA atau MANARAH yang lebih dikenal Ciung Wanara. yang pada saat penyerahan Tahta Sanjaya kepada Permana, manarah masih berusia 5 tahun.

Untuk mengikat kesetiaan Permana terhadap Kerajaan Sunda. Sanjaya menjodohkan Permana dengan DEWI PANGRENYEP, putri dari Patih Angada, patih dari Kerajaan Sunda yang ikut membantu Sanjaya balas dendam. Selain itu Sanjaya pun menunjuk puteranya TAMPERAN sebagai patih di Galuh.

Saat Permana pergi bertapa untuk mencari ketenangan batin, maka urusan pemerintahan diserahkan pada patihnya yaitu Tamperan putra Sanjaya. Tamperan punya watak kurang yang kurang baik. seperginya Permana ia membuat sekandal dengan Dewi Pangrenyep hingga lahirlah KAMARASA alias BANGA.

Untuk menghapus jejak Tamperan menyuruh seseorang untuk membunuh Permana. Semua kejadian ini tercium Balang Antrang.

Pada tahun 732 M Sanjaya mewarisi tahta kerajaan Medang dari orangtuanya. Sebelum meningalkan kekuasaannya, Sanjaya membagi kekuasaan antara putranya dengan RESI GURU DEMUNAWAN.
- Sunda dan Galuh menjadi kekuasaan Tamperan.
- Keajaan Kuningan dan Galunggung di perintah oleh Resi Guru Demunawan, putra bungsu Sempak Waja.

Sementara itu Sang Manarah menyiapkan strategi dan kekuatan di geger Sunten untuk rencana perebutan kekuasaan. Sesuai rencana penyerbuan ke galuh dilakukan siang hari dalam acara sabung ayam. Kudeta berhasil dalam waktu yang singkat. Raja Tamperan dan Dewi Pangrenyep di tawan, tetapi Arya Banga di bebaskan.

Beita kematian Tamperan terdengar Sanjaya dari Medang, tanpa menunggu waktu Sanjaya dengan pasukan besar menyerang Galuh. Namun Sang Manarah telah memperhitungkan kemungkinan Sanjaya menyerang balik. Dengan bantuan dari Kerjaan Indraprahasta yang nrnganti nama menjadi Kerajaan Wana Giri dan di bantu Pasukan Kerajaan Kuningan menghadang pasukan Sanjaya.

Untunglah perang besar sesama saudara bisa dilerai berkat kebijakan Resi Guru Demunawan. Dalam perundingannya di keraton galuh, disepakati:
- Kerajaan Galuh diserahkan kepada Manarah (ciung wanara).
- Kerajaan Sunda disserahkan kepada Arya Banga.
- Banga menjadi raja bawahan Manarah.

Dengan demikian sesuai perjanjian  yang kala itu tahun 739 M, Sunda Galuh yang selama  periode 723 M sampai 739 M yang berada satu kekuasaan kembali terpecah.

Untuk memperteguh perjajnian Manarah dan Banga dijodohkan dengan cicit dari Demunawan.
- Manarah/Ciung Wanara dengan gelar PRABU JAYAPRAKOSA MANDALESWARA SALAKABUANA dijodohlkan dengan KANCANA WANGI.
- Banga yang bergelar PRABU KERTABUANA YASAWIGUNA AJI MULYA dijodohkan dengan KANCANA SARI.

Arya Banga memerintah di Kerajaan Sunda selama 27 tahun dari 739M - 766M, Sementara Manarah di Kerajaan Galuh memerintah dari tahun 739M - 783M. Manarah atau Ciung Wanara melakukan "Manuraja Sunia", yaitu mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan dan menjadi pertapa sampai akhir hayatnya, di tahun 798M di usia 80 tahun.

Keturunan Manarah putus sampai kepada cicitnya yang bernama PRABU LINGGA BUMI yang bertahta dari  813M - 852M. Tahta gGaluh diserahkan kepada suami adiknya yaitu RAKYAN WUWUS adik dari PRABU GAJAHKULON yang memerintah di kerajaan Sunda dari tahun 819M - 891M. Ia adalah cicit dari Banga dan menjadi raja ke-8 di Sunda dihitung dari Prabu Tarusbawa.

Sejak tahun 852M, kedua kerajaan di perintah oleh keturunan Banga, sebagai akibat dari perekawinan diantar kerabat Sunda, Galuh dan Kuningan atau SAUNGGALAH.